Akta- Yayasan Misi Indonesia * Notaris; Ny. St. Hj. Hajrah, SH* Tanggal 5 Pebruari 2002* Nomor 4

Berita Populer

_________________________

Translate

Cek Rekening Listrik

Cek Rek.Telepon/Spedy

Posting Web Terkait

Pasang Iklan Murah Hanya Disini !

Masalah Thosiba

Laptop Thosiba type ( L100, L200, L250, L300, A200, A205 ) permasalahan yang paling banyak diketemukan pada kerusakan mainboard yaitu bila digunakan tanpa mengunakan Carger kondisinya akan stabil seakan akan tanpa ada gejala kerusakan.  Namun bila Carger dipasan dengan  arus listrik, 1 samapai 5 menit kemudian setelah Carger tepasang terjadi Hang pada laptop dengan ciri-ciri gambar tampilan teracak acak yg tak jauh beda apabila terjadi kerusakan pada chip VGA. Biasanya jika ini terjadi, solusi awal yg kita lakukan dengan mengganti Capasitor di belakang prosesor yang berukuran besar diganti dengan yang berukuran lebih kecil......Selamat Mencoba...Lihat juga Disini

PSSI, KPSI "ANTARA KESERAKAHAN DAN PENGKHIANATAN"

Oleh: Andi Ms Hersandy

( PSSI Semakin Kebablasan )

Salam Olah Raga !?

Dulu kita pernah dipimpin oleh orde baru selama kurang lebih 32 tahun lamanya harus patuh dan tunduk kepada sang pemimpin oleh karena tidak terciptanya oposisi yang setiap saat akan mengingatkan apabila yang
diperbuat itu adalah salah.  Akhirnya muncullah para revolusi yang mengatas namakan dirinya para Reformis namun apa yang terjadi  Korupsi, Pungli, Kejahatan bahkan Kemiskinan semakin menjadi-jadi.  Apakah PSSI ingin seperti negara ini yang katanya Pimpinannya sekumpulan para reformis ? sungguh reformasi yang kebablasan. Semoga tidak.

Seperti halnya dengan PSSI sekarang ini penulis mengibaratkan sebagai suatu  ‘Keajaiban’ yang konon katanya PSSI selalu merugi dalam setiap tahun tapi toh orang pada memperebutkannya.  Ambisi-ambisi para pembesar PSSI untuk tetap mengatakan diri yang paling benar dan yang tidak tunduk harus disingkirkan tak peduli itu lawan atau kawan.  Kelompok 78 ( K-78) yang notabene adalah pendukung panatik Arifin P telah berkhianat pada Nurdin H menjelang kejatuhannya.  Akan tetapi itu hanyalah prediksi, bukankah ini mungkin saja adalah jebakan sebagai bom waktu yang dititipkan oleh pendahulunya dan siap diledakkan ketika saatnya tiba?. Ataukah memang ini adalah strategi Arifin dan Djohar untuk mengalahkan sang penguasa Nurdin Halid, Cs dengan melakukan strategi penghianatan dan setelah itu mereka dibuang lalu disingkirkan jauh-jauh bagai sampai yang tak berguna oleh karena bisa jadi suatu kelak nanti orang-orang K-78 akan kembali berkhianat pada Arifin dan Djohar. disisi lain, penguasa-penguasa Provinsi yang tidak patuh dan menurut akan dibekukan  dan didigantikan oleh orang-orang  yang mau tunduk bagai hamba sahaya kepada rajanya.  Satu demi satu harus di pangkas, tapi tak mudah untuk melakukan itu karena sebenarnya mereka lebih mengerti dalam seluk beluk sepak bola indonesia ketimbang pegawai-pegawai tambang Arifin,  olehnya itu sebagian muka-muka lama tetap dipertahankan semisal Bernhad Limbong, igor Shalom Boboy untuk belajar mengelola organisasi PSSI darinya.  Namun lambat laun boleh dijamin suatu saat mereka akan disingkirkan pula bila saatnya nanti mereka-mereka tak dibutuhkan lagi oleh sang penguasa PSSI.  Inilah politik rimba yang diintrikkan sebagai Keserakahan dan penghianatan.
Sekian banyak orang mengatakan, bahwa keinginan, ambisi, kompetisi tak membutuhkan hati yang peka serta keserakahan tetap tak bisa didefinisikan dalam arti kehidupan.  Mengapa ?  karena kebahagiaan tak dapat dikukur dengan jabatan dan uang.  Kita memang tak pernah tahu dengan tepat seperti apa itu “keserakahan”.

Cerita tentang Andrew Carnegie.  Menurut pengungkapan makna yang disusun Michael Maccoby, dalam buku tersohornya tentang para manajer Amerika “The Gamesman “,  Carnegie termasuk seorang jungle fighter; tokoh yang bergulat dalam lautan bisnis. Ia melihat hidup dan kerja ibarat rimba. Di sana orang memakan,  atau dimakan. Yang menang merontokkan yang kalah.  Maka ideologi sang jungle fighter adalah “kemajuan”, dengan semacam Darwinisme  sosial.  ia yakin bahwa siapa yang tak kuat dan lemah akan binasa dan hancur dengan sendirinya.
Carnegie sebagai industrialis Amerika dari abad 19, selalu membuka diri buat teknik baru di bidang industri dan keuangan — asal meningkatkan keuntungan.  Dialah contoh utama entrepreneur Amerika dalam zaman yang penuh gairah.  Dia sukses dan sejarah-pun mencatatnya. Tapi, “hubungannya dengan kelompok bisnis merupakan kisah tentang manipulasi, bujukan serta pengkhianatan “.  Carnegie, si pembangun industri baja itu, yang konon  pandai menelan si kecil dengan sekali sedot.  Ia mengibaratkan “Buruan yang telah ditembak,  ikan yang telah ditangkap, segera jadi menjijikkan setelah satu jam lalu dibuang dan mencari buruan baru.” contoh keserakahan, dan penghianatan ? Tapi yang hancur dalam proses mungkin bukan orang lain,  melainkan sebagian dari diri sendiri.
Manusia Organisasi adalah yang paling berharga dalam hal menjaga karena mereka adalah’, yang sangat dibutuhkan pada saat stabilitas, tapi hambatan mengerikan untuk organisasi yang membutuhkan inovasi dan keberanian untuk mengambil risiko di masa-masa perubahan sangat sulit oleh kerena dikendalikan oleh Keserakahan tanpa mau mempertimbangkan masukan yang bukan menjadi parner kerjanya saat itu.
Sudah tentu banyak orang akan berkeberatan, bila kita menyorot keserakahan PSSI masa lalu dengan mata yang terpesona oleh filantropi masa PSSI kemudian. Pragmatisme, yang cuma melihat hasil akhir suatu upaya, yang konon tak ingin menangis untuk segala kehancuran dalam proses.

Negara Asia yang menjadi sorotan dunia saat kini adalah Japan Football Association ( JFA )
Untuk mempromosikan olahraga paling populer dari sepak bola, kepada masyarakat di seluruh Jepang dan untuk memuluiskan sepak bola sebagai sebuah persahabatan di Asia dan seluruh dunia, Asosiasi Sepakbola Jepang (JFA) berjanji untuk hidup dengan Kode Etik-nya
  1. Fair play adalah aspek yang paling penting dari permainan. Hal ini juga yang menyatukan orang. Fair play harus diamati tidak hanya selama pertandingan, di pelatihan, atau di tribun, tetapi fair play juga harus diamati pada setiap saat oleh semua orang di dunia.
  2. Seharusnya tidak ada prioritas, tidak ada diskriminasi berdasarkan gender, usia, atau kemampuan fisik. Lingkungan harus disediakan di mana setiap orang diberi kesempatan untuk menikmati sepak bola atau aktivitas fisik lainnya.
  3. Upaya harus dilakukan untuk membangun stadion standar tinggi di seluruh Jepang di mana pertandingan sepak bola, nasional dan internasional sama, dapat diatur dan nyaman dinikmati.
  4. Tim Nasional Jepang dari semua kelompok umur harus dikembangkan untuk mewakili Asia secara teratur, berusaha untuk bermain di tingkat kompetitif melawan tim paling atas di dunia.
  5. Terapkan semua sumber daya manusia, intelektual, dan materi akumulasi terhadap kontribusi untuk sepakbola Asia dan global.
Semua dari mereka yang terlibat dengan JFA akan bekerja bergandengan tangan dengan   mendedikasikannya kedalam olahraga dan akan memainkan peran aktif dalam mencapai tujuan. Mereka akan berusaha untuk memiliki sepak bola dan semua olahraga lainnya untuk diterima sebagai bagian penting dari kehidupannya sehari-hari dan untuk membantu menciptakan suatu masyarakat di mana anak-anak mereka akan tumbuh dengan martabat dan hormat sebagai pengembang ke dalam peran mereka dalam memimpin abad ke-21 dengan motto: Green Grass dan Ball Memperluas sebuah Persahabatan

Tapi lain halnya dengan JFA nya indonesia ( PSSI ), mereka justru tidak mengedepankan nilai-nilai tersebut diatas. 1. Sejak dari dulu hingga sekarang nilai-nilai fariplay selalu diabaikan, bukan saja di dalam pertandingan bahkan diluar pertandingan pun terjadi. Bagaimana Bonek Tawuran dengan Aremania, Bagaimana the Jak Mania Tawuran dengan Viking, Aremania tawuran dengan Warga kediri, Persikmania tawuran dengan Slemania.  Persita  Benteng Viola vs Persikota Benteng Mania, Persikmania vs euforia PSS Sleman dan bahkan sesama pendukung PSIS Panser  biru dan Snex saling adu jotos.
jika anda the jak mania pastilah setiap kali melihat suporter persib bandung anda akan berterik “Viking Anjing” begitu pun sebaliknya, demikian Aremania jika bertemu dengan pendukung persebaya akan mengatakan “Bonek Jancok” dan akan begitu seterusnya !!! Kemudian jika anda bertemu dengan pendukung Djohar anda Aka mendengar “ KPSI Antek Bakrie, Lanyala Berhati Busuk,  KPSI Megaburkan Fakta dan jika sebaliknya anda bertemuu dengan pendukung KPSI “ Djohar Boneka Ipin, PSSI melanggar Statuta, dan bahkan mengatakan Professor Goblok.  Mengapa demikian ?  padahal kita ini lahir di satu bangsa yang satu, bangsa indonesia, tapi mengapa selalu dan selalu saja kita bertengkar dan saling ejek bahkan sampai tawuran antar suporter satu sama lain.  Didalam stadionpun terlihat bagaimana Botol-botol Air mineral berterbangan kearah lapangan ketika tim kesayangannya bermain imbang apalagi kalah.  Ironisnya sebagian botol mineral itu berasal dari Tribun VIP konon yang berada diareal itu adalah orang-orang berduit dan berpendidikan.  Sungguh suatu moral yang tidak Sportif dan Pairplay dan pada ujungnya nanti wasit akan dijadikan kambing hitam.
2. Dikriminasi pembatasan usia untuk berkarier di sepak bola yang ditamakan PSSI malah justru akan merugikan bagi pengemar dan pelaku sepak bola, dimana kompetisi Div. 1, 2 dan 3 ada pembatasan umur 17, 19, 21 padahal untuk menjadi seorang Sepakbola Frofesional tidak hanya dengan waktu 3 tahun berkompetisi  mereka sudah mahir bahkan berprestasi, tidak !,  mereka perlu waktu yang panjang untuk menikmati sepak bola yang mereka jadikan lahan pencarian Nafkah. Justru mungkin lebih baik bila kompetisi yang telah ada sebaiknya ditata ulang kemudian membentuk kompetisi kelompok umur.  Bahkan pemain-pemain timnas yang masih layak dpertahankan dalam skuad Timnas Senior dianggapnya telah usur padahal letaknya bukan demikian sepanjang mereka masih mampu mengapa kita tidak manfaatkan.   Sepertihalnya Zainuddin Zidan  atau  Zizou pemain naturalisasi berkebangsaan Aljazair dan Juga Prancis        ( Berpasport Ganda ) yg memperkuat Prancis  di piala dunia 2006 yang kala itu berumur 35 tahun.  Bahkan Italy sebagai suatu negara yang paling banyak mengoleksi Piala dunia dibawah Brasil pada piala duania 2006 ada Alessandro Nesta maret 76, Marco Materazzi maret 73, Alessandro “ALE” Del Piero Nov 74, Filippo Inzaghi agustus 73, Francesco Totty sep76, Mauro Camoranesi oct 76 yg saat itu berusia  30 tahun  keatas dan membawa italia menjadi juara dunia 2006.  
Disamping itupulah bahkan pembesar-pembesar PSSI kali ini mengharamkan pemain-pemain talenta yang bermain diluar negeri yang orang-orang pada menyebutnya adalah pemain naturalisasi. Sebut saja  Arthur Irawan, November 2011 lalu resmi dikontrak Espanyol, Sekaligus mencatat sejarah sebagai pemain bola asal Indonesia pertama yang membela klub Liga Primera Spanyol.   Suatu kebanggaan bagi Negara Ini namun bagi PSSI adalah sebagai suatu hal yang tabu dan haram.
Syaffarizal Mursalin,  adalah asli WNI, orang Aceh.  Dia nyaris tak tersentuh pengamatan PSSI, meski berhasil menoreh prestasi di negeri kaya Qatar.  Pemain yang berposisi sebagai striker dan juga tengah ini termasuk pemain muda yang cukup bersinar dalam kompetisi sepak bola junior Qatar. Pemain berpostur 172 cm berat 65 kg ini menjadi pemain inti klub Al Khor junior. Dalam kompetisi junior (U-14) Qatar, Karena dinilai berbakat, Farri termasuk pemain asing Qatar yang masuk kandidat pemusatan latihan Aspire. ( Academy for Sports Excellence ) Ini merupakan program jangka panjang Qatar untuk membina pemain berbakat yang punya prospek bisa dinaturalisasi menjadi pemain nasional Qatar. Dalam kompetisi, Farri masih masuk golongan anak-anak antara usia 12 hingga 14 tahun (bahasa Arabnya, Ashball). Pada Liga tahun 2009-2010 Pemain asal Lhokseumawe ini bergabung dengan kelompok remaja antara usia 15-18 tahun (Nashein). Farri mulai berlatih di Qatar dengan ditangani pelatih asal Inggris Mr Green. Pada tahun 2004 dia mengikuti seleksi, dan oleh tim pemandu bakat klub Al Khor, dia diajukan ke Qatar Football Association. “Farri akhirnya diterima sebagai salah satu pemain asing yang bisa memperkuat Al Khor di Liga Qatar,” Farri telah merasakan sentuhan tiga pelatih asing, yakni Mr. Green (Inggris) usia 7 s/d 12 tahun, Kapten Talla ( Mesir) usia 12 s/d 13 tahun, dan Elimer ( Hungaria ) usia 14 tahun.  Kini Farri telah berusia 19 tahun akankah dia dilirik untuk memperkuat timnas…?
Michael Timisela ( 25 Th ) Pemain ini merupakan pemaian berbakat yang dimiliki tim Ajax Amsterdam, pemain kelahiran Paramaribo, Suriname ini telah menembus masuk ke tim utama Ajax. dan saat kini bermai di club www.venlo belanda, kemudian ada; Bobby Petta  bermain di adelaide united (australia), Denny Landzaat = wigan athletic fc (inggris), Giovanni van Bronckhorst = feyenoord rotterdam, Jeffrey de Vischer = aberdeen fc (skotlandia), Jeffrey Leiwakabessy = allemania aachen (jerman), Quido Lanzaat = pfc cska sofia (bulgaria), Robin van Persie = arsenal fc (inggris), ini hanya contoh sebutan nama karena masih banyak lagi.yg lain, dan Ini pula hanyalah sekedar penyampaian, mengapa PSSI mengharamkan orang-orang seperti ini..? padahal didunia olah raga lain Bagimana kita mengagung-agungkan Susi Susanti, Ivana Lie,  Alan Budi Kusuma, Liem Swieking, Rudi Hartono, ketika mereka membuat prestasi dan mengangkat merah putih padahal mereka bukan asli wni atau yang lebih dikenal adalah para Naturalisasi. ?
3.  Stadion selama ini tak pernah dijadikan standar pelaksanaan kompetisi yang ideal, rata-rata lapangan yang dimiliki oleh club yang ada adalah milik Pemerintah dan tidak representatif. Hanya ada 2 club yang konon mempunyai lapangan sendiri yakni Semen Padang  ( dalam Perencanaan ) dan Pelita Jaya  ( Ketika masih bermarkas di Jakarta dg memodifikasi Stadion Lebak Bulus beberapa tahun silam ).  Bahkan LPI yang kini dipromosikan sebagai kompetisi dengan klub Profesional-pun tak memiliki Stadion  setempat.  Federasi sepak bola Indonesia, PSSI, tidak mengharuskan klub peserta LPI 2011/2012 memiliki stadion sendiri, dan bisa menggunakan atau meminjam stadion di kota lain sebagai kandangnya.  Katanya Stadion kan tidak meski berada di kotanya (klub berasal). Bisa saja dua klub menggunakan satu stadion yang sama,” kata Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin di Jakarta, Kamis (22/9/2011) dibeberapa media. Padahal Infra struktur adalah suatu bentuk kesuksesan dan kenyamanan bagi siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan kompetisi. Menurut ketua umum PSSI, sudah lazim dua klub menggunakan satu stadion sebagai kandang sebagaimana yang selama ini dilakukan oleh sejumlah klub LSI 2010/2011. Padahal jika mengaku profesinal standar infrastruktur harus diutamakan karena dengan infrastruktur yang baik akan mendapatkan daya tarik untuk setiap orang.
4.  Hampir setahun Timnas yang disusun oleh PSSI dalam semua tingkat umur belum pernah sekali-pun melakoni laga persahabatan dengan tim-tim kelas dunia yang mumpuni semisal raja asia tenggara Malysia, Thailan ataupun Vietnam.  Apalagi tim-tim negara Eropa atau Amerika, padahal ini adalah sebagai tolak ukur kesiapan timnas menuju kejuaraan yang akan di ikuti dalam kurun waktu 2012 ini.  Mereka terus turut arus akan kebijakan kontroversial yg diperintahkan oleh sang penguasa PSSI kali ini yg mempunyai julukan Dewan Syuro, dan menjadikan sebagai sponsor kepemilikan kompetisi sampai 4 tahun kedepan dengan nama Konsorsium.
5.  PSSI tidak menerapkan semua sumber daya manusia, intelektual, dan materi akumulasi terhadap kontribusi untuk kepentingan sepakbola global, asia dan dunia.  Mereka justru larut dengan amarah dan dendam yang berkecamuk dalam barisan kelompok yang dimotori Konsorsium Medco Vs Bakrie Group. Tak mengenal siapa yang lebih tahu seluk beluk sepak bola yang jelas tidak sepaham harus disingkirkan.  Tak boleh ada masukan-masukan sebagai kritikan sebab bila itu terjadi otomatis mereka harus disingkirkan karena dianggap akan mengganggu kinerja dan program yang telah disusun oleh Konsorsium. PSSI dan Konsorsium selalu menganggap dialah yang paling benar dan berkompoten dalam menyusun program dan pelaksanaan kinerja PSSI, padahal untuk menuju keranah yang lebih baik semestinya kita harus belajar dari kesalahan yang terdahulu karena sudah pasti apa yang kita lakukan hari ini belum tentu mendapatkan kesuksesan dihari esok.

Kemudian KPSI yang katanya menganggap dirinya sebagai penyelamat Sepak Bola Indonesia pun selalu menganggap dirinya paling benar. Dan oleh kebenarannya justru memilih melaksanakan Kongres Luar Biasa ( KLB ) untuk mengganti kepengurusan yang dianggapnya paling otoriter dibanding Pendahulunya ( Nurdin Halid ). Padahal mereka juga harus tahu bahwa KLB itu akan membawa perselisihan semakin panjang dan semakin panjang kemudian akan membawa ke ranah dendam kesumat yang semakin dalam. Pelaksanaan KLB untuk menjatuhkan djohar bukanlah jalan untuk menyelesaikan masalah tetapi jalan untuk lebih memperkeruh suasana.  KLB boleh saja asalkan tujuannya untuk rekonsiliasi dan menyadarkan Djohar agar mementingkan persatuan ketimbang kelompok.  Bukanlah hal yang mustahil KPSI mampu meloloskan agenda KLB dalam kongres tahunan PSSI maret mendatang apalagi jumlah anggota PSSI yang mendukung lebih dari ½ meskipun syarat melaksanakannya 2/3 anggota, akan tetapi apa arti semua itu ?.. bukan terletak dari Djohar PSSI atau tony di KPSI  menjadikan sepak bola  kita  harus eksis akan tetapi terletak kesiapan mereka semua menerima masukan dan kritikan dengan ikhlas.

Semisal suatu kebijakan sangat mengejutkan dikeluarkan KPSI ketika mereka menunjuk Kadir Halid adik Kandung Nurdin Halid menjadi anggota  komite Pemilihan ? Penulis juga mengakui ini Adalah penunjukan yang kontropersial.  Mengapa mesti Kadir Halid ? KPSI kan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia, Apakah saudara Kadir Halid orang yang pantas duduk  di komite tersebut.  Penulis menjawab tidak.  Apapun alasannya Kadir Halid tidak pantas.  Mengapa demikian ? petama Kadir adalah adik kandung dari Nurdin yang telah disingkirkan oleh FIFA, kedua Segala tudingan miring tentu akan menimpanya tak peduli Kadir itu orangnya baik, ketiga tentu anggapan orang-orang Bahwa KPSI itu adalah rezimnya para Nurdin yang tak rela disingkirkan akan kembali menguasa PSSI adalah benar meskipun tidak semuanya. Keempat apa benar Kadir mampu menyelamatkan PSSI dari cengkraman Arifin P ?.

Tak mudah memang untuk menaklukkan sang penguasa, dimana menjelang kongres tahunan maret 2011 PSSI telah banyak melakukan manuver-manuver  untuk meloloskan ide yang dikehendaki sang dewan Syuro.  Setelah beberapa klub dibuatkan cloningan, kemudian menghukum klub peserta kompetisi IPL, selanjutnya memecat para Exco yang tidak patuh lantas membekukan Pegrop-pengrop PSSI  dan membuatkan pula Pengprop Cloningan diseluruh indonesia yang tidak mau mengakui Konsorsium.   Sungguh tindakan kediktatoran dan otoriter yang tak terpuji, suatu tindakan yang semakin kebablasan meski ini adalah sebagai trik dalam rangka pengamanan Djohar dalam menetapkan peserta kongres.  Djohar telah mengerti ketololan Nurdin, cs yang tak berani melakukan pemecatan K-78 sebelum kongres pekan baru.  Lantas apa manuver selanjutnya yang akan dilakukan oleh Djohar dan Dewan Syuro menjelang Kongres PSSI nanti ? . Lalu apa pula yang akan dilakukan oleh KPSI sebagai bentuk perlawanan mereka ?.  Pembesar KPSI sebagian besar adalah kelompok 78 yang turut Andil  dalam menjatuhkan Nurdin, Cs.  Apakah strategi menjatuhkan Nurdin pada kongres Pekan Baru Riau 2011 silam akan mereka lakukan untuk menjatuhkan Djohar + Dewan Suro PSSI ?.

Suatu hal yang lucu dipertontonkan oleh dua pertarung  ini  ( PSSI vs KPSI ) karena mereka tak punya wasit…………..wasit para diam membisu, sementara penonton saling menghujat antara pendukung masing-masing.  Tak ada bedanya tawuran antar Supporter vs  Supporter, Tawuran Antar Mahasiswa vs mahasiswa, tawuran antar  warga vs warga seberang dan tawuran sopir angkot vs sopir angkot. Yang membedakan tawuran PSSI melawan KPSI adalah mereka-mereka yang mempunyai kantong tebal             ( Berduit ), para sarjana bahkan sampai pejabat daerah, dan ada yang bertitelkan Professor.
Inilah cerminan keserakahan dan penghiantan dimulai dari babak baru runtuhnya resim Nurdin + Bakrie dan berkuasanya rezim Djoohar +Arifin  P yang tak pernah ada sejak 1930. Suatu yang akan menjadi catatan sejarah awal kehancuran PSSI sampai periode entah kapan.  Penulis meyakini apabila tak ada rekonsiliasi antara KPSI dan PSSI, niscaya permusuhan ini akan menjadi semakin berkepanjangan di sepanjang masa.  Yang menang tak akan tenang dan yang kalah tak akan diam dan akan terus menjadi virus pengganggu yang setiap saat akan menyerang.

Janganlah kita ini dijadikan momok yang menakutkan kepada sang  penggila bola oleh ketololan kita yang turut ambil bagian dalam penghinaan, karena sesungguhnya kita ini hanyalah penonton, penikmat dan pencinta.  Tak ada yang istimewa bila kita larut dalam perselisihan antara PSSI vs KPSI sebab mereka-mereka itu tak mengerti  kita,  yang mereka pertontonkan hanyalah kebiasaan mereka untuk bertarung dalam dunia bisnis yang mereka tekuni.  Mereka tak mau tahu siapakah disekitar mereka, tak mau tahu bahwa kita ini ingin melihat timnas Berprestasi bukan melihat PSSI bekerja dengan semestinya.  Andaikan Nurdin Cs mampu menjadikan timnas jawara Asean bahkan Asia, kita mungkin tak mau tahu pelanggaran Statuta apa yang nurdin, cs lakukan saat mereka berkuasa selama 8 tahun, yang pasti Indonesia adalah sang Juara.  Inilah sebenarnya kunci dari kita semua sebagai orang yang jauh dari PSSI dan KPSI,  Ingin melihat Indonesia Bangkit dan Berprestasi tak mau tahu Sang Pahlawan di Lapangan itu siapa dan darimana, naturalisai ataukah bukan..?. semisal dicabang olahraga Bulutangkis,  yang pasti teriakan kegembiraan akan mewarnai setiap kali tim kebanggaan bertarung di lapangan hijau dan berhasil menjebol gawang lawan lantas mengangkat Tropy Campion sebagai penutup kesuksesan. Amin

MISI COMPUTER

Baca Juga Yang Ini

 
Support : Creating Website | Andi Ms Hersandy Template | Andi Template
Copyright © 2014. MISI INDONESIA GROUP - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger